Telkomsel kembali menorehkan kepeloporannya di bidang penyediaan power supply melalui inovasi teknologi Hydro Fuel Cell yang diterapkan di kota Medan. Inovasi ini merupakan pertama di Asia dan diharapkan menjadi solusi keterbatasan pasokan listrik di Indonesia sekaligus menerapkan teknologi ramah lingkungan yang mudah dan murah.
Hal ini tentunya melengkapi berbagai inovasi Telkomsel dalam hal menerapkan berbagai alternatif pembangkit listrik berbasis bio-technology, dimana saat ini Telkomsel telah menggelar 78 buah sumber listrik alternatif ramah lingkungan berupa : solar cell (tenaga surya), micro hydro (tenaga air) dan win turbin (tenaga angin).
Direktur Operasi Telkomsel David Ng mengatakan, "Sebagai upaya menjaga kinerja pelayanan dan kinerja perusahaan ke depan serta memperhatikan himbauan pemerintah untuk melakukan efisiensi penggunaan listrik, kami terus melakukan riset dan pengembangan penggunaan sumber energy alternatif yang ramah lingkungan. Teknologi ini selain ramah lingkungan juga efisien serta memiliki berbagai keunggulan. Medan menjadi kota pertama yang penerapan sumber energy listrik alternatif teknologi hydro fuel cell ini".
Seorang karyawan Telkomsel sedang mengoperasikan pembangkit listrik Hydro Fuel Cell yang berlokasi di Medan. Pembangkit listrik teknologi Hydro Fuel Cell ini merupakan inovasi pertama di Asia yang diterapkan Telkomsel sebagai solusi keterbatasan pasokan listrik sekaligus menghadirkan teknologi ramah lingkungan yang mudah dan murah. Saat ini Telkomsel telah menggelar 78 buah sumber listrik alternatif ramah lingkungan berupa solar cell (tenaga surya), micro hydro (tenaga air) dan win turbin (tenaga angin).
David menambahkan bahwa berbagai keunggulan penerapan sumber energy alternatif hydro fuel cell antara lain tidak bising karena tidak terdapat komponen bergerak, tidak polutan (tidak beracun, tidak berbau) karena sekresi ( zat buangan ) yang ditimbulkan adalah H2O alias unsur air, dan memiliki efisiensi proses yang jauh lebih baik dibanding dengan sistem konvensional.
"Energy yang terpasang dari sumber energi ramah lingkungan yang diterapkan Telkomsel sudah lebih dari 0,112 MegaWatt setara dengan hampir 100 genset konvensional kapasitas 20 KVA yang biasa dipakai di industry telekomunikasi seluler. Pembangkit listrik berteknologi hydro fuel cell yang digunakan Telkomsel di Medan sangat prestisius, milestone dan bersejarah, mengingat penerapan teknologi yang ramah lingkungan ini merupakan yang pertama di Asia untuk industry telekomunikasi," ungkap VP Network Operation Telkomsel Andreuw Th.A.F
Dedy Jaka – GM Network Telkomsel wilayah Sumbagut menambahkan "Penerapan teknologi hydro fuel cell ini, untuk awalnya memang baru di kota Medan, karena Sumara Utara, khususnya kota Medan, kami lihat merupakan wilayah yang memiliki laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Ke depan penerapan teknologi ini akan dilakukan di berbagai titik pelayanan yang kami pandang tepat".
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan panjang seperdelapan bentangan dunia dan tiap wilayah memiliki variasi kontur geografi yang berbeda-beda. Hal ini menjadikan sebuah tantangan tersendiri bagi Telkomsel dalam menghadirkan solusi yang tepat dalam hal penyediaan sarana telekomunikasi beserta power supply-nya, sehingga seluruh masyarakat hingga pelosok dapat menikmati sarana komunikasi dan terbebas dari keterisolasian. Sebelumnya Telkomsel juga telah berhasil mengimplementasikan inovasi telekomunikasi berupa Pico BTS berbasis teknologi GSM via satelit pertama di dunia, sebagai solusi untuk daerah pedesaan, industri terpencil dan jalur laut," papar Andrew
Sekilas Teknologi Hydro Fuel Cell
Gas hydrogen bergerak dari nozzle input ke lempengan membran, dimana struktur membran terdiri dari elektroda katalis dan proton exchange. Elektron yang ada di semua gas hydrogen ditangkap oleh membran dan mengalir melalui elektroda katalis sehingga menimbulkan aliran listrik. Sementara sisa gas hydrogen akan bersenyawa dengan Oksigen dan menjadi tetesan air H2O.
Dengan 6 tabung gas hydrogen (= 1560 cubic feet ) akan dapat melayani sebuah site BTS selama 48 jam, sedang dengan pembangkitan genset konvensional untuk waktu yang sama dibutuhkan 240 liter solar. Telkomsel menyadari keterbatasan enegry dan sistem konvensional dan mencermati tren penggunaan energy alternatif, tren teknologi dunia serta perlunya kesadaran bersama untuk ikut melestarikan alam, sehingga terus mencari terobosan penerapan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi, baik polusi yang berupa zat kimia berbahaya, suara bising dan atau bau tak sedap.
Post a Comment